Monday, April 18, 2022

Satu Jam Menyepi, Siang Hari di Toko Kopi Maru

“Coffee atau Non-Coffee?”
Tadinya mau pesan Americano atau black coffee standard, tapi saya keburu ke-distract sama tulisan Brazil di toples pilihan jenis kopi. Lalu ada beberapa alat manual brew juga di sana. Jadi pilihan saya jatuh pada kopi Brazil dengan V6. Panas. Soalnya mau mencoba rasa kopinya.


 

Perjalanan ke Kopi Maru ini sedikit impulsive, soalnya saat itu saya sedang duduk manis makan roti bakar di coffee shop lain di daerah Juanda. Sambil menunggu teman janjian makan siang selesai Misa Paskah. Niatnya journaling, tapi kok moodnya berantakan. Lalu saya ingat, ada satu teman yang pernah mengajak saya ke Kopi Maru. Masalahnya kalau dilihat di google, tempat kopi ini tutupnya pas maghrib. Plus tidak ada parkir mobilnya. Teman saya kalau ke sana pakai sepeda. Lah saya bagaimana?

Jadi, sambil bengong-bengong dilemma di cafe pertama, saya memutuskan untuk mencoba jalan kaki ke Kopi Maru. Toh, mobil sudah terlanjur parkir di depan ruko sekitaran situ dan bulan puasa siang-siang seharusnya daerah Pintu Air lumayan sepi. Kalau dari arah Stasiun Juanda, belok di setelah deretan ruko Raffles Square, masuk ke arah Passer Baroe. Dari situ saya berjalan kaki mengikuti maps, lalu melewati Restoran Hakka dan belok ke kiri. Tapi bukan ke gang. Pertamanya nyasar masuk ke gang, karena saya pikir Toko Kopi Maru ini ada di gang kecil di Jl. Pintu Air II, ternyata bukan.

Tetap jalan sampai bertemu tempat Bimbel dan plang penjahit baju. Meskipun bagian depannya tampak seperti ruko, bagian dalamnya adalah rumah penduduk. Nah, di rumah paling ujung itulah ada Toko Kopi Maru.


Istilah kekiniannya, “hidden gem”. Meskipun sebenarnya muat masuk mobil ke sana, tapi saya akan lebih memilih parkir mobil di sekitar situ lalu berjalan kaki ke dalam. Ada dua bagian, di luar rumah dan di dalam rumah. Di dalam rumah hanya ada 2 meja yang bisa untuk 6 orang. Di luar jauh lebih luas tapi panas kalau siang hari. Kebanyakan orang duduk di luar karena smoking area juga. Saya sih duduk manis di dalam dan mencoba lagi peruntungan journaling.

Kopinya enak, yang saya pesan harganya 35k. Toko Kopi Maru juga menjual biji kopi seharga 100k-120k per bungkusnya. Maybe next time ke sana, kalau pas stock kopi di rumah habis, mau mencoba beli.

Sayangnya, saya nggak bisa stay lama karena teman janjian sudah selesai Misa dan mengirimkan pesan sedang on the way menuju tempat makan. Oh well, sekarang sudah tahu tempatnya, sudah tahu jam sepinya, jadi bisa mampir kalau ingin mencari kesunyian di siang hari. Next time harus inget untuk pesan singkong gorengnya juga.

Toko Kopi Maru
33, Jl. Pintu Air Raya No.33, RT.13/RW.8, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10710

No comments:

Post a Comment

Thanks for stopping by. Please do leave your thoughts or questions, but we appreciate if you don't spam :)