Saturday, May 27, 2023

Mengajari Anak Mandiri dengan Naik Transportasi Umum

Dulu saya naik transportasi umum hanya di luar negeri saja. Yang namanya negara tetangga, yang terkenal dengan MRT-nya itu adalah negara tujuan favorit. Soalnya bisa naik bus dan kereta ke mana-mana. Rasanya bebas. Tidak usah pusing cari parkir dan kalaupun macet, ya kan saya hanya duduk manis di dalam bus.

Mengajak Dudu juga seru. Selain mengajarkan anak untuk mandiri dan bertanggung jawab (minimal dengan menjaga kartu MRT-nya agar tidak hilang), anak juga bisa belajar inisiatif dengan mencari jalan dan mengingat sendiri apa yang dilihat di peta.

Tebak ini MRT mana

Naik MRT di Singapura

Tingkat Kesulitan: Mudah

Negara ini saya anggap sebagai tempat latihan naik kendaraan umum, baik bus maupun MRT. Kenapa? Soalnya negaranya tidak terlalu besar dan transportasi umumnya tidak terlalu rumit. Bahasanya juga masih menggunakan bahasa Inggris. Jadi kalau ada kesulitan bisa bertanya ke petugas. 


Latihan naik transportasi umum di negara tetangga

Dudu paling excited kalau diajak pergi ke Singapore soalnya dia tidak usah bergantung pada saya dan orang dewasa lainnya untuk bepergian. Bisa pergi sendiri lalu janjian di mall. Jadi independent. Jalur MRT Singapura sekarang sudah lebih rumit dibandingkan ketika saya kecil dulu, yang hanya ada merah dan hijau saja. Sekarang, selain dua warna tadi, ada kuning, cokelat, biru, dan ungu, serta tambahan dua jalur LRT baru. Salah satu perhentian favorit saya, karena biasanya pesan hotel dekat sana, Dhoby Ghaut, sudah menjadi hub besar yang bisa membingungkan pengguna awam.

Kalau di Singapura, biasanya Dudu saya belikan lanyard untuk kartu MRTnya dan dia bisa bepergian sendiri. Tinggal janjian mau ketemu di mana, stasiun MRT terdekatnya mana. Lalu dia bisa baca peta sendiri. Nama-nama MRT Station-nya pakai Bahasa Inggris dan Melayu. Lalu karena Dudu bisa Bahasa Inggris, jadi saya lebih tenang melepasnya.

Harga MRT Singapura (2023)


Mulai dari SGD 0.99 untuk pengguna kartu dan dihitung berdasarkan kilometer. Harga bisa lebih murah kalau tap in di pagi hari sebelum rush hour. Pastikan ada minimum SGD 3.00 di kartunya. 

MRT di Bangkok namanya BTS

Tingkat Kesulitan: Sedang

Ada dua macam transportasi kereta yang umum digunakan di Bangkok. Kereta yang di atas jalanan (above-ground) disebut BTS Skytrain, sementara yang underground disebut Metro / MRT. Ketika saya pergi berdua Dudu ke Bangkok, kami lebih banyak naik BTS karena di tiga hari pertama tinggal di dekat BTS Station On Nut. Pergi-perginya juga rata-rata dekat stasiun BTS. Setelahnya, karena saya sebenarnya business trip ke Bangkok, kami pindah hotel ke daerah dekat MRT Phetcaburi. 

Dudu kemudian jalan-jalan sendiri naik MRT karena saya harus kerja sampai malam. 


Meskipun Bangkok sudah menggunakan bahasa Inggris juga, namun nama-nama MRT / BTS stationnya cukup sulit untuk diingat atau disebutkan. Beberapa yang populer seperti Siam, Chatuchak, Hua Lumpong, atau Sapan Taksin (tempat naik perahu menyeberang sungai Chao Phraya) masih bisa menempel di kepala. Sebagian juga ada yang mudah disebutkan seperti Victory Monument (buat yang mau makan boat noodle berhenti di sini), Nana, On Nut dan Lumpini. Kami berdua masih bolak-balik memeriksa peta.

Jadi, saya menjalani rute-nya dulu bersama Dudu. Agar esok hari, dia bisa ke mall sendiri untuk makan atau nonton film. Dari MRT Phetcaburi hanya satu station ke MRT Sukhumvit untuk ke Terminal 21 Mall. Karena Sukhumvit ini interchange ke BTS, jadi saya ingatkan juga agar tidak salah naik. Selain itu bisa dengan menghafal warna.

Dan berhasil.

Sampai saya ditanya teman sekantor, “anak lo di hotel?” 
“Nggak, Dudu ke mall.”
“Sendirian.”
“Iya, naik MRT.”

Hahaha

Harga MRT Bangkok (2023)


  • BTS Fares Single Journey Ticket mulai dari 15 Baht. Day Pass 130 Baht
  • MRT Fares mulai dari 17 Baht. MRT Card 180 Baht (saldo 100 Baht dan deposit 50 Baht), plus fee 30 Baht untuk kartunya.

Bagi Tugas di Seoul Metro

Tingkat Kesulitan: Susah

Kalau Bangkok itu challenging, coba naik Subway di Seoul.

Nasihat pertama yang saya dapatkan dari banyak orang ketika bilang saya dan Dudu mau ke Korea adalah “subway-nya pusing, lho. Salah pintu keluar saja jadi berputar jauh.” Saya, yang ketika itu berpikir bahwa Subway New York dan Underground London juga sama rumitnya, masih santai. Melihat petanya, mulai pusing. Lalu saya ingat bahwa tulisan di Korea kan Hangul ya. Terus, bagaimana jika saya tidak bisa bertanya karena orang Korea tidak bisa berbahasa Inggris?

Tapi yang namanya adventure kan tetap harus dijalani dengan modal nekat. Untungnya saya bisa baca Hangul dan sedikit percakapan dalam bahasa Korea, jadi setidaknya saya bisa tanya jalan.



Di Seoul, peran Dudu adalah membantu membaca papan jalan dan mendengarkan pengumuman MRT. Apalagi, tempat yang dituju bukan major tourist destination. Misalnya saya mau Ke Mouse Rabbit, cafe-nya Super Junior Yesung. Kalau dilihat di peta, Cafe ini terletak dekat subway Konkuk University (건대입구역). Di sini masalah terkadang terjadi. Kalau di Bangkok, Sukhumvit ya dibaca Sukhumvit. Nah, Konkuk University di Google Map, nama Koreanya 건대입구역 alias gon-dae-ib-gu-yok. Jadilah saya dan Dudu bagi tugas mendengarkan nama stasiun.

Exit Subway Korea yang mengingatkan sama Pasar Blok M

Selain bagi tugas mendengarkan, saya dan Dudu juga bagi tugas melihat exit Subway. Seperti nasihat semua orang tadi, salah pintu keluar bisa fatal akibatnya. Dan inilah yang terjadi ketika saya ada di exit Konkuk University. Saya keluar di seberang jalan dan harus berputar mencari zebra cross. 

Jangan khawatir, karena daerah yang sering didatangi turis seperti Gwanghwamun Plaza untuk ke Gyeongbokgung Palace sudah lebih tourist-friendly penunjuk arahnya. Kita pasti keluar di exit yang benar. 

Harga MRT Seoul (2023)


  • Transportation Card mulai dari 1,250 won (dewasa) / 720 won (remaja) / 450 won (anak-anak)
  • Single Journey Ticket mulai dari 1,350 won (dewasa & remaja)) / 450 won (anak-anak)

Transportasi Umum di Negara Lainnya Gimana?

Underground di London, atau yang juga familiar disebut dengan Tube pernah kita berdua jalani ketika mengunjungi graduation adik saya di Bath satu dekade lalu. Saat itu, Dudu masih berusia 4 tahun. Selain penuhnya konon seperti KRL Jabodetabek, Underground ini juga sering mati lampu. Plus, stasiunnya beneran Underground dan tidak se-modern negara lain. Banyak yang masih naik turun tangga biasa. Agak merepotkan jika membawa anak kecil. 

Jauh-jauh sampai Paris Metro, fotonya di iklan Toy Story

Di trip yang sama, kami juga mencoba Metro Paris, Metro de Madrid, Rome Metro dan Prague Metro. Ketika mampir di Rotterdam, naiknya Tram yang ada di atas jalan. Jadi mirip busway rasanya. 

Sebenarnya naik MRT atau subway, rasanya mirip-mirip. Apalagi jika naiknya di kota besar. Penuhnya sama ketika rush hour dan di beberapa kota seperti Paris dan Rome, kita juga harus waspada copet. Jika membawa anak kecil, seperti di keramaian pada umumnya, jangan sampai lepas dan terpisah. Usahakan tidak naik di jam ramai agar lebih nyaman. 

Namun, menariknya, banyak nama stasiun yang unik. Apalagi kalau di Eropa kan bahasanya beda semua. Misalnya Santiago Bernabéu di Madrid, yang memiliki nama sama dengan stadion bola home base Real Madrid. Lalu ada Náměstí Republiky di Prague, yang terletak di tengah kota dengan entrance seperti masuk wahana Disneyland.

Transportation Card vs Single Use


Karena #DateWithDudu di luar negeri mengandalkan transportasi umum, jadi saya hampir tidak pernah beli single use. Kecuali dulu ketika kartu MRT Singapore gambarnya bagus-bagus dan ingin koleksi. 

Traveling dengan anak-anak juga berarti harga yang lebih murah. Beberapa negara memiliki adult and child fare, dan negara lainnya memiliki youth fare. Coba periksa dulu harganya sebelum membeli tiket. Tiket subway juga biasanya sekaligus dapat dipakai untuk naik bis, jadi kalau bepergian ke luar negeri, saya merasa membeli day pass atau “tiket terusan” lebih tidak repot. Lagipula, untuk tiket anak bisa dibelikan gantungan agar anak bisa tap in dan tap out sendiri di gate.

Petualangan naik MRT bukan hanya di negara tetangga, karena negara sendiri pun akhirnya punya. Tapi yang itu lain cerita. Baca di sini ya untuk petualangan naik MRT sama Dudu di Jakarta.

No comments:

Post a Comment

Thanks for stopping by. Please do leave your thoughts or questions, but we appreciate if you don't spam :)