Showing posts with label Singapore. Show all posts
Showing posts with label Singapore. Show all posts

Friday, March 14, 2025

Daftar Tempat Wisata Gratis di Singapura 2025

Semua mahal di Singapore. Iya memang. Bagaimana mau jalan-jalan hemat, kalau semuanya di luar budget? Jangan sedih, ada kok tempat-tempat yang bisa dikunjungi secara gratis di Singapura, bersama anak dan keluarga tentunya.


Bermain di Taman & Reservoir


Believe it or not, meski terlihat seperti kota besar yang modern dengan segala gedung tingginya, Singapura punya banyak taman. Taman-taman ini biasanya dapat diakses secara gratis, dan populer sebagai tempat tujuan liburan keluarga. Bukan cuma sekedar area hijau dengan rumput, yang namanya taman ini biasanya punya children’s playground yang gratis juga, atau tempat untuk olahraga dan bersepeda.

East Coast Park punya Coastal PlayGrove yang isinya lengkap, mulai dari yang bisa dipanjat, perosotan, kotak pasir, dan area water playground. Meskipun lokasinya tidak di tengah kota, tapi Coastal PlayGrove dekat dengan MRT Tanjung Katong. By the way, East Coast Park ini luas banget, memanjang sampai Changi Airport, dan banyak penduduk lokal yang ke sini untuk bersepeda atau ke pantai.

Yang ini bukan taman, tapi lokasinya sama menyenangkannya. Lower Seletar Reservoir Park punya water play area yang gratis untuk anak-anak. Meskipun Seletar terkenalnya sebagai airport, yang sering saya bandingkan dengan Halim Perdanakusuma, di sini banyak ruang terbuka dan cafe yang ramah anak. Yang sedikit menyulitkan adalah Seletar tidak punya MRT yang dekat. Stasiun MRT Khatib letaknya sekitar 15-20 menit jalan kaki dari Lower Seletar Reservoir Park Water Play Area, yang jelas lumayan kalau Singapore sedang terik. Bus adalah transportasi terbaik untuk sampai di sini.

Marina Barrage adalah salah satu tujuan gratisan terbaru yang populer, dan terletak di tengah kota. Lokasinya tinggal menyeberang dari MRT Gardens by the Bay. Di sini ada Marina Barrage Water Playground. Namun, yang sering jadi lokasi berkunjung saya dan Dudu dahulu adalah Far East Organization Children’s Garden, yang terletak di sebelahnya. Gardens By The Bay juga sebenarnya adalah tujuan wisata yang bisa dinikmati secara gratis walaupun hanya bagian tertentu saja.

Far East Organization Children’s Garden
Jacob Ballas Children’s Garden Maze

Pemenang dari semua taman-taman ini tentu saja Jacob Ballas Children’s Garden yang hanya mengizinkan orang dewasa masuk jika membawa anak berusia di bawah 12 tahun. Jadi setelah Dudu remaja, saya belum pernah ke sini lagi. Area taman ini luas, dan aman untuk anak-anak eksplorasi. Mulai dari jembatan gantung, gua, hingga hutan dan maze. Jaman saya sering ke sini taksi dan nebeng saudara jadi andalan. Sekarang Singapore Botanic Gardens sudah punya MRT sendiri, jadi yang ingin ke taman ini bisa turun di Botanic Gardens Station dan berjalan kaki ke Jacob Ballas Children’s Garden.

Sunday, March 9, 2025

Cerita Satu Hari di Yishun

Yishun, sebuah neighborhood di bagian utara Singapura, adalah tempat yang cukup sering saya lewati. Area ini sebenarnya didominasi oleh perumahan penduduk, dan bukan tempat orang berwisata, tetapi Yishun memiliki tempat-tempat dengan ketenangan alam karena ada banyak taman hijau di sana. Yishun juga memiliki beragam fasilitas modern, termasuk pusat perbelanjaan, restoran, dan tempat hiburan, yang memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan pengunjung.

Nama "Yishun" sendiri diambil dari Lim Nee Soon, seorang pengusaha terkemuka yang dikenal sebagai "Raja Karet dan Nanas" pada masa kolonial Singapura. Banyak perkebunannya terletak di tempat yang sekarang dikenal sebagai Yishun dan Sembawang. Jangan heran kalau di daerah ini banyak nama Nee Soon yang ditemukan pada taman, perumahan atau fasilitas umum.

Foto ini diambil ketika mall sudah tutup, dari Yishun MRT Station

Untuk sampai ke Yishun, ada beberapa cara yang bisa diambil. Pertama adalah naik MRT. Meskipun tidak sesibuk Bishan atau City Hall, stasiun MRT Yishun termasuk ramai, dan ada banyak bus yang berhenti di sana. Salah satunya adalah bus nomor 858, yang punya sejuta cerita kalau saya ke Singapura. Selain rutenya yang panjang, bis ini adalah langganan saya untuk ke kota dari Changi Airport. Yang suka bikin kesal adalah bus ini suka tidak sesuai waktu prediksi di app dan Google Maps. Suka muncul tiba-tiba tanpa terdeteksi, datang lebih cepat atau malah tidak muncul-muncul ketika ditunggu.

Kalau naik bus nomor 858, yang memiliki rute Woodlands - Changi Airport, ada satu area di Yishun yang bisa didatangi.


Slow Bakes


Cafe ini mungkin adalah salah satu cafe yang bisa disebut sebagai hidden gem, dikenal dengan roti yang dipanggang sendiri yang lezat dan suasana yang nyaman. Tempat ini sempurna untuk bersantai dan menikmati secangkir kopi O kosong atau minuman khas Singapura lainnya.

Tuesday, March 4, 2025

Bertualang Bersama Raden Saleh di National Gallery Singapore

Dirancang dengan mempertimbangkan interest anak-anak, Keppel Centre for Art Education hadir sebagai ruang yang dinamis, didedikasikan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap seni pada generasi selanjutnya.

Saya dan Dudu pernah ke sini pada tahun 2017 yang lalu. Ketika itu, yang menjadi atraksi utamanya adalah exhibition Yayoi Kusama: Life is the Heart of the Rainbow. Exhibition yang merupakan kerjasama dengan Queensland Art Gallery | Gallery of Modern Art, Brisbane, Australia ada di Level 3, Singtel Special Exhibition Gallery, City Hall Wing, National Gallery Singapore. Exhibition ini terbuka untuk semua umur, jadi saya bisa bawa Dudu yang waktu itu masih SD ke sana.


Setelah itu, saya tidak pernah mampir lagi ke National Gallery Singapore, hingga kemarin, ketika mengantar keponakan yang masih balita untuk bermain di sana. National Gallery Singapore memang jarang jadi tujuan utama saya kalau ke Singapura. Jadi, surprise dong ketika melihat Keppel Centre for Art Education yang sangat edukatif, menarik dan gratis. Dari hands-on workshops hingga instalasi yang interaktif, Keppel Centre for Art Education adalah tempat di mana pikiran dapat berkembang sejak dini untuk apresiasi mendalam terhadap dunia seni.

A Brush With Forest Fire adalah salah satu aktivitas permanen di Keppel Centre for Art Education yang mengenalkan lukisan Boschbrand karya Raden Saleh. Lukisan dari tahun 1849 ini merupakan salah satu koleksi milik National Gallery Singapore. Raden Saleh sendiri adalah pelukis terkenal dari Indonesia, yang sering disebut sebagai Bapak Seni Lukis Modern Indonesia. Raden Saleh lahir di Semarang, dan kemudian melanjutkan edukasi melukisnya di Eropa. Forest Fire adalah salah satu lukisannya yang paling terkenal, merupakan hadiah dari Raden Saleh kepada King Willem III dari Belanda.

Di activity center ini, kita membedah lukisan bersama Raden Saleh. Raden Saleh muncul di depan, di mana kita mengambil kuas ajaib untuk berpetualang masuk lukisan, Dua lukisan Raden Saleh, yang akan “hidup” jika diwarnai, menyambut para art enthusiast cilik yang hadir dan menjelaskan bagaimana cara eksplorasi di sana. 
Petualangan seru dimulai dengan tiga checkpoint yang harus dilalui. Setiap anak akan dibekali 'kuas ajaib', sebuah alat yang akan menemani mereka menjelajahi dunia seni yang menakjubkan. Saya, tentu saja ikut mengambil kuas tersebut haha. Tidak mau ketinggalan petualangan dong.


Di checkpoint pertama, petualangan dimulai, dan setelahnya, anak-anak akan disambut oleh binatang-binatang yang seolah-olah hidup dari lukisan. Dengan 'kuas ajaib', mereka dapat melakukan tracing untuk menghidupkan garis-garis gambar, atau bahkan menyalakan lampu yang menerangi siluet binatang-binatang tersebut. Lebih dari sekadar bermain, di sini anak-anak diajak untuk belajar tentang warna-warna dasar (primary colors) dan warna campuran (secondary colors) dengan cara yang interaktif dan menyenangkan.

Friday, February 7, 2025

Chinatown Heritage Center Singapore

Eh, Singapore ada yang baru?

Salah satu negara tujuan wisata yang kalau saya visit, saya bingung mau ke mana lagi adalah Singapura. Too often, too many times. Kalau bukan Marina Bay Sands, Singapore Zoo, Suntec City atau landmark terkenal lainnya, sisanya adalah daerah perumahan dan taman yang mungkin lebih menarik untuk warga lokal.

Saya bahkan pernah secara sengaja stay 8 jam untuk keliling Changi (yang waktu itu belum punya Jewel) dan keluar masuk taman-taman yang ada sampai puas. Saya pernah menginap di hotel airport di Changi. Marina Bay malam hari, siang hari, sudah pernah ditulis semua. Liburan hemat, liburan gratis, liburan berdua maupun liburan ramai-ramai. Nonton konser juga sudah, meski bukan tulisan tersendiri. Malah akhir bulan Februari ini mau nonton lagi. Dulu, sebelum covid, setiap Art & Science Museum ganti exhibition, kita sempatkan mampir ke Singapura. Meski sebagian besar tulisan ini ada di blog yang andrewandme.blogspot.com. Terus apa lagi dong?


Kemarin saya kembali transit super lama di Singapura. Sekitar 8 jam. Mau ke mana lagi? Sepupu yang menjemput saya bertanya, “apa yang ingin saya kunjungi di Singapura?” Saya balik bertanya, “apa yang baru?”

Jadilah kami berdua berdiri di depan Chinatown Heritage Center, yang nyempil di tengah kekacauan Chinatown. Ethnographic museum ini bercerita tentang sejarah dan budaya masyarakat Tionghoa di Singapura. Berlokasi di tiga rumah toko yang telah dipugar di Pagoda Street, di jantung Chinatown Singapura, museum ini agak sulit ditemukan dari luar. Berjalan keluar dari MRT Chinatown, menyusuri Jalan Pagoda, cari tulisan Chinatown Heritage Center di sebelah kiri jalan. Jaraknya sekitar 1 menit berjalan kaki dari MRT.

Thursday, June 6, 2024

Petualangan Akhir Pekan Bersama Buku dan Bazaar di Singapura

Setelah sekian lama hanya travelling di Indonesia, akhirnya saya kembali mengunjungi negara tetangga. Ini trip perdana saya menggunakan auto-gate e-passport. Biasanya harus mengantri di imigrasi, sekarang mengantri di depan mesin. Mengurangi interaksi dengan manusia, tapi ya itu, paspor saya jadi tidak ada capnya. Dibilang lebih cepat juga tidak begitu berbeda karena penerbangan saya ada di jam pagi, dan masih banyak yang kagok menggunakan auto-gate ini. Termasuk saya. 

Terminal 2 setelah sekian lama. Kali ini traveling sama Panda.

Sekian lama tidak terbang, kesan yang dirasakan masih sama. Antusiasme mau ke luar negeri dan perasaan lega sudah meninggalkan Indonesia. Meskipun secara fisik masih ada di gate untuk boarding. Kalau main game, seperti mau memulai petualangan di welcome screen tapi belum klik start. 

Bandara negara tetangga favorit saya itu tidak banyak berbeda. Lagi-lagi ini perdana saya menggunakan auto-gate. Tanpa antri juga. Prosesnya cepat dan kurang dari 15 menit, saya sudah menunggu bagasi, siap berpetualang di Singapura.


Saturday, May 27, 2023

Mengajari Anak Mandiri dengan Naik Transportasi Umum

Dulu saya naik transportasi umum hanya di luar negeri saja. Yang namanya negara tetangga, yang terkenal dengan MRT-nya itu adalah negara tujuan favorit. Soalnya bisa naik bus dan kereta ke mana-mana. Rasanya bebas. Tidak usah pusing cari parkir dan kalaupun macet, ya kan saya hanya duduk manis di dalam bus.

Mengajak Dudu juga seru. Selain mengajarkan anak untuk mandiri dan bertanggung jawab (minimal dengan menjaga kartu MRT-nya agar tidak hilang), anak juga bisa belajar inisiatif dengan mencari jalan dan mengingat sendiri apa yang dilihat di peta.

Tebak ini MRT mana

Naik MRT di Singapura

Tingkat Kesulitan: Mudah

Wednesday, June 12, 2019

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menginap di Hotel Airport?

Selama 12 tahun jalan-jalan sama Dudu, saya baru 2 kali menginap di airport hotel. Keduanya di Changi Airport. Eh, Changi kan bagus, banyak tempat istirahat dan kegiatan yang bisa dilakukan. Buat apa menginap?

Jam berangkat yang kurang manusiawi. Jam mendarat yang terlalu malam, jadi MRT sudah tutup. Waktu transit yang kurang dari 12 jam. Tiga hal itu yang biasanya menjadi alasan saya untuk menginap di hotel airport. Selain tentunya karena saya bawa balita.

Tapi emang worth it?
 

Saturday, December 31, 2016

Visiting the Future World at ArtScience Museum Singapore

It’s another day at Singapore immigration. A Sunday afternoon, when we line up with a bunch of other people, catching a flight out. My cousins, one of them is Andrew’s favorite uncle, dropped us off a few minutes earlier. We haven’t passed the border when Andrew asked: “when are we going back to Singapore?”

“Soon,” I replied. “When ArtScience Museum changes it exhibition.” Which by the time I wrote this entry, Big Bang Data had wrapped up and supposedly continues its journey somewhere else. So, it’s time for us to plan another Singapore trip.



The hand-shaped museum at one corner of Marina Bay Sands is the newest addition to our favorite dating place in Singapore. Its changing exhibitions, touch-and-feel as well as interactive sections always keep the children busy. It’s a museum alright, but a family friendly one. Something we’re always longing for on our weekend dates. Anyway, we arrived at theArtScience Museum on Friday noon, me and two tweens (Andrew and my cousin Audrey).

First we have to line up and it took us about 15 minutes to reach purchase the tickets. Ticket counter is now located at the basement (which is where Big Bang Data and The Future World also located) and the lobby has transformed into an exciting-looking café we would try next time. I paid my tickets and the kids got in for free. It’s Family Friday at the museum, where up to 4 children younger than 12 can enter for free with a paying adult. So it’s a real bargain when you pay SGD 30 for 3 people (kids ticket alone costs about SGD 19 each) to explore all three exhibitions in the museum.

How to reach ArtScience Museum? Took the MRT to Bayfront Station, exit Marina Bay Sands and follow signs to the museum. There are buses too, just find one that stops at Marina Bay Sands.

The Future World is recommended by many, but the lady at the ticket counter said that the exhibition is timed and the next admission would be at 1PM. We’re roughly 50 minutes away, so we decided to turn left from the elevator and entered Big Bang Data.

Monday, December 26, 2016

The Best (Gyu)don Search: A Tale of Two Cities

“Gyudon is rice, with meat and half-cooked egg on top. It’s salty, well, it’s delicious.” ~Andrew
This past year, the” Gyudon” has become an important part of our life. The obsession with meat and raw/half-boiled egg yolk on top of a bowl of rice started with a family brunch at Sumire Yakitori House in Singapore. Located in Bugis, the Japanese restaurant was first discovered by Andrew’s uncle and aunt who reside in our favorite city-country. They stopped by there after church on Sundays and found the small restaurant delicious as well as homey. So there we were, trying out their menu.

Their most delicious dish is called Stamina Don, stir fry pork belly rice with homemade ginger sauce and raw egg yolk. On our second visit to the restaurant, Andrew ordered two bowls and finished them out in no time. Andrew, needless to say, fell in love with their don and upon returning to Indonesia looked for a similar flavor with no match so far. Maybe because it’s pork? But I’m the kind of person who doesn’t believe that a single ingredient can make that big of a difference. It has to be the whole combination.


Stamina Don of Sumire

Friday, September 25, 2015

Marina Bay After Dark

What can you do when the sun set at Marina Bay Sands and its surrounding area? A lot apparently. Whichever side you're on, be sure to capture the amazing view of Singapore skyline after dark.




Marina Bay Sands
Stepping out of Bayfront MRT Station, I walked around the premise until dusk. It was almost 7 (the sun sets quite late in Singapore) and I was checking out what's on the Art & Science Museum to plan a visit with Andrew when he arrived the following day. Then the view started to steal my attention. Maybe because it's a Thursday and there was almost nobody by the bay. So I went down and started taking picture. Coming from the crowded Jakarta, the tranquil Marina Bay is really something to treasure on.

Monday, September 21, 2015

Redefining Transit at Changi Airport

Changi Airport is the happiest place on earth. At least for us who often had to spend hours waiting for boarding (and yes, waiting has never been a fun thing). But this international airport, well-known for its facilities on both transit and departure/arrival area makes transit more than just fun, it’s educational! So, when our recent flight to Jakarta got delayed for over than 2 hours, we’re more than glad to be patient.



There’s something for everyone at Changi Airport Singapore. Be it dining, shopping, movie, playground, even a walk-in a-park kind of thing. Most of them are free (except dining and shopping) so leave your worry behind. If you have extra hours in Singapore, checked your luggage in and have fun. Much better than dragging your suitcase around town. Once you’re in the transit area (the ones after immigration), scan your boarding pass and see how much time you have left before boarding and plan ahead.

Here are the list of our favorite things to do at Changi Airport.