Bagi banyak orang Indonesia, tradisi meminta oleh-oleh atau buah tangan setelah seseorang bepergian sudah sangat mengakar. Permintaan ini seringkali diungkapkan dengan nada bercanda namun tetap mengandung harapan untuk dibawakan sesuatu. Hal ini adalah hal paling disebelin oleh yang mau jalan-jalan karena jadi beban, tapi pas di lokasi akhirnya kepikiran.
Masalahnya, kebiasaan ini tidak hanya terbatas pada keluarga dekat atau teman akrab, tetapi juga bisa meluas ke rekan kerja atau bahkan kenalan yang tidak terlalu dekat. Rencananya cuma mau kasih oleh-oleh ke teman satu tim, terus kepikiran kayaknya bos juga harus dikasi. Lalu gimana dengan orang finance yang sering bantu kita bikin invoice last minute? Atau mas OB yang baik hati selalu membelikan makan siang kita? List yang tadinya pendek, tiba-tiba mengular dan entah sejak kapan koper kita penuh oleh-oleh.
Saya lebih suka pergi diam-diam. Ekspektasi membawa pulang sesuatu membuat saya jadi merasa terbebani saat berwisata. Tapi, ketika teman yang pernah mendapatkan oleh-oleh dari kita lalu membelikan barang sebagai timbal balik, rasanya senang. Atau ketika barang yang kita bawakan dari tempat wisata itu benar-benar disimpan dengan baik, rasanya jadi ikhlas.
Budget kita terbatas, beli apa buat oleh-oleh dong?
Benda-benda unik penuh makna untuk orang spesial.
Beberapa daerah memiliki toko atau butik yang fokus menjual produk-produk unggulan atau kerajinan khas daerah tersebut dengan kualitas yang baik. Maka dari itu, kalau sedang mengunjungi sebuah kota, apalagi kota kecil, saya akan berusaha untuk mampir ke downtown dan melihat-lihat ada toko lokal apa di sana. Kalau rajin, kita bisa mencari tahu ada event apa di hari kita berkunjung, ada bazaar lokal apa yang bisa jadi tempat kita membeli oleh-oleh spesial.
Apa yang biasanya dibeli? Saya pernah membeli mug buatan UMKM lokal yang mengangkat tema zodiak untuk teman saya yang memang sangat menyukai astrologi. Tokonya kebetulan ditemukan ketika sedang berjalan-jalan di downtown sebuah suburb alias pinggiran kota, di Texas. Lalu, saya menemukan hiasan berbentuk kura-kura yang terbuat dari keramik di sebuah toko kerajinan tangan di downtown Laguna Beach. Setiap kota ada keunikannya sendiri, dan ini yang biasanya tidak terbayang sampai saya masuk toko dan melihat bendanya.
“Ih, ini cocok deh buat si A!”
Yang lebih menyenangkan lagi adalah, biasanya harga souvenir ini tidak mahal. Kalaupun agak sedikit mahal, saya menyadari bahwa harga yang dibayarkan adalah apresiasi akan karya yang dibuat oleh pengrajin lokal.
Kopi, Teh, Olive Oil dan Bumbu dapur lainnya.
Kalau pergi ke kota baru, yang dicari adalah kopi atau teh yang lokal. Selain bir tentunya. Tapi, kalau bicara oleh-oleh, tidak mungkin dong kita bawa pulang alkohol hehe. Jadi, ya saya biasanya beralih ke kopi atau teh untuk oleh-oleh. Yang seperti apa? Biasanya mencari kopi yang roastery lokal atau produksi lokal. Kemarin, saya dapat oleh-oleh dari seorang teman yang habis liburan dari Bangkok. Oleh-olehnya kopi dari coffee shop yang dia lewati di sana. Katanya bau kopinya tercium sampai ke jalan. Jadi, dia masuk lalu membeli kopinya. Saya sendiri juga begitu. Kalau orang yang saya ingin berikan oleh-oleh itu senang kopi, biasanya saya mencari kopi lokal untuk dibawa pulang. Mencarinya adalah dengan mengunjungi cafe lokal atau supermarket lokal.Benda yang paling unik saya temukan untuk oleh-oleh adalah olive oil. Jadi selain kopi dan teh yang diproduksi secara lokal, ada minyak zaitun yang memiliki beragam jenis dengan cita rasa dan aroma yang khas. Toko lokal terkadang meramu sendiri dan menciptakan infused olive oil dengan rempah-rempah lokal dapat memberikan sentuhan unik.
Cokelat atau Snack Lokal, kalau bisa yang limited edition.
Oleh-oleh jenis ini adalah last resort ketika saya harus membelikan bagi banyak orang tapi tidak mau hanya oleh-oleh standard. Cokelat kan standard. Apalagi kalau merk yang mudah ditemukan. Beberapa merk dan rasa pun sudah banyak yang diimport masuk ke Indonesia. Jadi malu dong kalo bawain oleh-oleh, ternyata ada di supermarket setempat. Jadilah saya seringnya mencari cokelat atau snack yang hanya ada di daerah tersebut. Misalnya ada limited edition cokelat yang hanya keluar di negara itu, di bulan itu. Bulan kemarin saya titip oleh-oleh snack dan cokelat yang rasa butterbeer ke teman yang ke Amerika. Atau mungkin ada snack khas negara itu yang sulit ditemukan di Indonesia. Biasanya sih ini Rice Krispies Treat kalau ke Amerika, atau Kue Kecik kalau ke Jawa haha.![]() |
Photos by The Korean Times |
Waktu di Korea, saya menemukan Americano yang dicampur dengan Makgeolli. Minuman kalengan yang sangat berkesan sampai saya bawa pulang buat oleh-oleh. Atau Espresso Beans yang dibalut cokelat dan Mini Bagel keluaran Trader Joe’s yang murah meriah tapi membuat orang merasa bahwa ini memang oleh-oleh spesial.
Lah, tadi katanya dititipin oleh-oleh bikin susah dan jadi pengen pergi liburan diem-diem aja. Kok sekarang cari oleh-oleh sampai segitunya? Soalnya, ada yang bilang kalau oleh-oleh kerap dianggap sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang dari orang yang telah meluangkan waktu dan mungkin memiliki kesempatan untuk membeli barang khas dari tempat yang dikunjungi. Kalau pas sempat, dan bisa, ya kenapa nggak dibeliin?
No comments:
Post a Comment
Thanks for stopping by. Please do leave your thoughts or questions, but we appreciate if you don't spam :)