Sunday, March 9, 2025

Cerita Satu Hari di Yishun

Yishun, sebuah neighborhood di bagian utara Singapura, adalah tempat yang cukup sering saya lewati. Area ini sebenarnya didominasi oleh perumahan penduduk, dan bukan tempat orang berwisata, tetapi Yishun memiliki tempat-tempat dengan ketenangan alam karena ada banyak taman hijau di sana. Yishun juga memiliki beragam fasilitas modern, termasuk pusat perbelanjaan, restoran, dan tempat hiburan, yang memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan pengunjung.

Nama "Yishun" sendiri diambil dari Lim Nee Soon, seorang pengusaha terkemuka yang dikenal sebagai "Raja Karet dan Nanas" pada masa kolonial Singapura. Banyak perkebunannya terletak di tempat yang sekarang dikenal sebagai Yishun dan Sembawang. Jangan heran kalau di daerah ini banyak nama Nee Soon yang ditemukan pada taman, perumahan atau fasilitas umum.

Foto ini diambil ketika mall sudah tutup, dari Yishun MRT Station

Untuk sampai ke Yishun, ada beberapa cara yang bisa diambil. Pertama adalah naik MRT. Meskipun tidak sesibuk Bishan atau City Hall, stasiun MRT Yishun termasuk ramai, dan ada banyak bus yang berhenti di sana. Salah satunya adalah bus nomor 858, yang punya sejuta cerita kalau saya ke Singapura. Selain rutenya yang panjang, bis ini adalah langganan saya untuk ke kota dari Changi Airport. Yang suka bikin kesal adalah bus ini suka tidak sesuai waktu prediksi di app dan Google Maps. Suka muncul tiba-tiba tanpa terdeteksi, datang lebih cepat atau malah tidak muncul-muncul ketika ditunggu.

Kalau naik bus nomor 858, yang memiliki rute Woodlands - Changi Airport, ada satu area di Yishun yang bisa didatangi.


Slow Bakes


Cafe ini mungkin adalah salah satu cafe yang bisa disebut sebagai hidden gem, dikenal dengan roti yang dipanggang sendiri yang lezat dan suasana yang nyaman. Tempat ini sempurna untuk bersantai dan menikmati secangkir kopi O kosong atau minuman khas Singapura lainnya.

Tuesday, March 4, 2025

Bertualang Bersama Raden Saleh di National Gallery Singapore

Dirancang dengan mempertimbangkan interest anak-anak, Keppel Centre for Art Education hadir sebagai ruang yang dinamis, didedikasikan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap seni pada generasi selanjutnya.

Saya dan Dudu pernah ke sini pada tahun 2017 yang lalu. Ketika itu, yang menjadi atraksi utamanya adalah exhibition Yayoi Kusama: Life is the Heart of the Rainbow. Exhibition yang merupakan kerjasama dengan Queensland Art Gallery | Gallery of Modern Art, Brisbane, Australia ada di Level 3, Singtel Special Exhibition Gallery, City Hall Wing, National Gallery Singapore. Exhibition ini terbuka untuk semua umur, jadi saya bisa bawa Dudu yang waktu itu masih SD ke sana.


Setelah itu, saya tidak pernah mampir lagi ke National Gallery Singapore, hingga kemarin, ketika mengantar keponakan yang masih balita untuk bermain di sana. National Gallery Singapore memang jarang jadi tujuan utama saya kalau ke Singapura. Jadi, surprise dong ketika melihat Keppel Centre for Art Education yang sangat edukatif, menarik dan gratis. Dari hands-on workshops hingga instalasi yang interaktif, Keppel Centre for Art Education adalah tempat di mana pikiran dapat berkembang sejak dini untuk apresiasi mendalam terhadap dunia seni.

A Brush With Forest Fire adalah salah satu aktivitas permanen di Keppel Centre for Art Education yang mengenalkan lukisan Boschbrand karya Raden Saleh. Lukisan dari tahun 1849 ini merupakan salah satu koleksi milik National Gallery Singapore. Raden Saleh sendiri adalah pelukis terkenal dari Indonesia, yang sering disebut sebagai Bapak Seni Lukis Modern Indonesia. Raden Saleh lahir di Semarang, dan kemudian melanjutkan edukasi melukisnya di Eropa. Forest Fire adalah salah satu lukisannya yang paling terkenal, merupakan hadiah dari Raden Saleh kepada King Willem III dari Belanda.

Di activity center ini, kita membedah lukisan bersama Raden Saleh. Raden Saleh muncul di depan, di mana kita mengambil kuas ajaib untuk berpetualang masuk lukisan, Dua lukisan Raden Saleh, yang akan “hidup” jika diwarnai, menyambut para art enthusiast cilik yang hadir dan menjelaskan bagaimana cara eksplorasi di sana. 
Petualangan seru dimulai dengan tiga checkpoint yang harus dilalui. Setiap anak akan dibekali 'kuas ajaib', sebuah alat yang akan menemani mereka menjelajahi dunia seni yang menakjubkan. Saya, tentu saja ikut mengambil kuas tersebut haha. Tidak mau ketinggalan petualangan dong.


Di checkpoint pertama, petualangan dimulai, dan setelahnya, anak-anak akan disambut oleh binatang-binatang yang seolah-olah hidup dari lukisan. Dengan 'kuas ajaib', mereka dapat melakukan tracing untuk menghidupkan garis-garis gambar, atau bahkan menyalakan lampu yang menerangi siluet binatang-binatang tersebut. Lebih dari sekadar bermain, di sini anak-anak diajak untuk belajar tentang warna-warna dasar (primary colors) dan warna campuran (secondary colors) dengan cara yang interaktif dan menyenangkan.

Sunday, March 2, 2025

Jangan Sampai Bosan: Ide Bermain Bersama Anak di Perjalanan

Perjalanan jauh bersama anak seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Bukan hanya karena durasi perjalanan yang panjang, tetapi juga bagaimana menjaga anak agar tidak bosan. Attention span anak-anak yang kadang pendek bisa membuat suasana perjalanan menjadi kurang menyenangkan. Bayangkan anak ngambek ketika kita sedang naik bus umum. Oleh karena itu, penting bagi kita, sebagai orang tua siaga, untuk mempersiapkan berbagai ide permainan yang bisa dilakukan bersama anak selama perjalanan.


Kesempatan menghabiskan waktu bersama anak di perjalanan ini berharga karena di tengah kesibukan sehari-hari, waktu berkualitas bersama anak seringkali terbatas. Perjalanan jauh memberikan waktu yang cukup untuk bermain, bercerita, dan tertawa bersama. Dengan sedikit kreativitas, perjalanan yang membosankan bisa berubah menjadi petualangan yang seru dan tak terlupakan bagi anak-anak. Mari kita manfaatkan waktu perjalanan ini untuk menciptakan momen-momen indah bersama buah hati tercinta.

Ada contohnya?

Well, cerita-cerita berikut ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi. Setiap anak memiliki kesenangan berbeda and ketertarikan yang beragam juga. Intinya, untuk menciptakan sebuah perjalanan yang penuh petualangan, sesuaikan dengan kesukaan masing-masing anak.

Wednesday, February 26, 2025

Mau Traveling Bareng Anak, Mulai Dari Mana?

“Gue mau dong kayak lo gitu, bisa jalan bareng anak.”
Kalimat ini sering saya dengar kalau saya pulang jalan-jalan sama Dudu. Kayaknya seru. Adventurous. Namun, biasanya tinggal niat semata dari yang mengungkapkan keinginannya. Soalnya, (ini kata mereka lho), “ternyata ribet ya traveling sama anak.”

Ya, memang nggak se-simple solo traveling, tapi juga bukan hal yang mustahil untuk dilakukan. Hanya saja kita butuh persiapan ekstra.

Lumphini Park, Bangkok (2018)

Creating a Good Journey


Yang memutuskan apakah sebuah perjalanan adalah good journey adalah kita sendiri. Dalam hal ini, saya dan Dudu. Jadi, traveling bersama anak itu dimulai dari alasan dan tujuannya. Buat apa? Tanyakan pada diri sendiri, kenapa mau jalan-jalan. Semua alasan valid lho. Baik yang hanya mau buat content, FOMO sama postingan teman, atau yang mau creating memories sama anak, dan cari alasan buat ke theme park. Tapi, keberadaan alasan ini penting, karena akan menentukan seperti apa perjalanan kita bersama anak.

Sunday, February 23, 2025

Roemah 36A Kopi dan Tanaman: Hidden Gem Jaksel

Bayangkan sebuah kafe yang menyatu dengan rumah dan taman. Itulah yang saya temukan di Roemah 36A Kopi dan Tanaman. Cerita ini bermula dari pertanyaan sederhana: “Mau WFC di mana?” Awalnya, saya penasaran, apa sih yang spesial dari tempat ini?


“Tau dari mana ada tempat ini?”
Saya, si tim nearby belum menemukan cafe rumahan ini karena tidak pernah buka maps di sekitaran RS. Fatmawati. Padahal hampir setiap hari lewat sana.
“Jadi, gue kalo naik ojek pulang suka lewat sini. Terus liat, apa tuh kayaknya lucu.”
Pantesan jalanannya bukan yang umum dilewati mobil.

Gimana ini maksudnya kopi dan tanaman?


Bio Instagram-nya yang mencantumkan “A coffee shop that can be your second home,” sepertinya serius. Soalnya, datang ke Roemah 36A Kopi dan Tanaman seperti mampir ke rumah teman. Ada kopi, dan ada puluhan pot tanaman di taman belakang. Dari pintu masuk, kita dihadapkan dengan meja kasir, etalase pastry and bungkus kopi yang ditempel di dinding. Ada papan pengumuman yang banyak post-it-nya. Pesan dulu.

Pesan apa?


Yang jelas Kopi. Americano ice di hari yang panas. Lalu Pempek. Jujur, pertama skeptis melihat apakah pempek yang disajikan di Roemah 36A Kopi dan Tanaman ini bisa enak. Soalnya, kalau bicara pempek saya ini lumayan pemilih. Tapi ternyata Pempek datang melebihi ekspektasi. Pempek Kapal Selam gendut, dengan cuka yang sesuai harapan, yaitu yang tidak terlalu manis. Jadi, begitu saya datang lagi ke sini, saya pesan Pempek lagi.

Namun, saya salah. Yang paling menyegarkan di sini bukan Ice Americano, tapi Soda Lemon Espresso. Minuman dingin yang satu ini wajib dicoba.


Ada makan berat juga, yang meski terlihat sederhana di menunya, rasanya enak. Ada Mie Goreng, Mie Godog, Nasi Goreng, Magelangan,Tongseng, hingga rice bowl Dori Sambal Matah. Di sudut belakang Roemah 36A Kopi dan Tanaman, di antara jajaran tanaman hijau, mata saya tertuju pada sebuah gerobak. Kalau scrolling Instagramnya, sebelum cafe renovasi, gerobak ini ada di depan. Ternyata, gerobak itu adalah dapur tempat semua hidangan dimasak. Persis seperti menikmati nasi goreng dari abang-abang gerobak langganan. Saat nasi gorengnya tiba di meja, rasanya pun tak jauh berbeda, otentik dan menggugah selera. Disajikan dengan porsi lumayan besar, bersama kerupuk, saya cuma sanggup menghabiskan setengahnya.

Oh iya, selain Pempek, Roemah 36A Kopi dan Tanaman juga punya sederetan makanan ringan termasuk risoles dan batagor. Mungkin next time bisa dicoba.

Friday, February 21, 2025

Downtown Disney District: Dunia Baru yang Membuat Lupa Waktu

Ke Disneyland, tapi nggak masuk ke theme park-nya. Emang nggak bosan?

Ada yang namanya Downtown Disney District. Downtown atau yang harafiahnya diterjemahkan sebagai pusat kota, adalah bagian tengah kota, yang sering dikaitkan dengan bisnis, perdagangan, dan hiburan. Biasanya merupakan area yang paling padat penduduknya dan pusat transportasi umum.


Sama seperti konsep ‘Downtown’ pada umumnya, di Downtown Disney District juga ada banyak toko retail, restaurant dan tempat untuk jalan-jalan. Bisa beli hotdog dan makan di area outdoor. Bisa window shopping dan belanja. Yang membuat Downtown Disney District spesial ya karena ini adalah gerbang masuk ke area Disneyland. Area Disneyland di Anaheim, California ini cukup comprehensive, dan bisa dibilang sebuah kota sendiri. Makanya punya downtown sendiri yang memberikan pengalaman belanja, makan, dan hiburan yang unik. Di hari-hari tertentu, ada live entertainment, penampilan karakter, dan acara khusus di sana.

Jadi, Downtown Disney ini lokasinya di luar Disneyland Park dan Disney California Adventure. Di ujung Downtown Disney District, kita bisa melihat pintu gerbang ke kedua theme park tersebut.



Downtown Disney District ini gratis. Yang bayar hanya parkirnya, yaitu $10 untuk jam pertama. Kalau stay lebih lama, bisa cari additional parking $20 untuk 3 jam jika belanja di toko, atau 5 jam jika makan di restoran. Saya kemarin menghabiskan waktu sekitar 3 jam untuk lihat-lihat, shopping dan jajan.

Here are some of the things that make Downtown Disney District special:

Friday, February 14, 2025

Nonton Konser di Luar Negeri, Apa Serunya?

Nonton konser di luar negeri, sekalian jalan-jalan dong!

Saya beberapa kali menonton konser di luar negeri, meski masih hanya di negara tetangga saja. Semuanya konser K-Pop. Yang pertama tahun 2012, karena pekerjaan yang harus meliput konser Super Junior, Super Show 4, di Singapore Indoor Stadium. Lalu nonton CN Blue pada tahun 2017 di ZEPP@BigBox Singapore. Lalu K-Wave 2 Music Festival di Kuala Lumpur pada 2018. Semuanya Kpop haha. Sisanya, nonton di Indonesia.

 CN Blue pada tahun 2017 di ZEPP@BigBox Singapore

Waktu kuliah di Amerika, juga nonton konser sih, tapi itu kan pas tinggal di sana, jadi nggak dihitung “luar negeri” dong ya haha.

Nonton konser di luar negeri berarti punya persiapan ekstra. 

Selain ekstra uang dan waktu, juga ekstra itinerary. Alias, mau ke mana di sisa waktu yang ada. pertimbangkan hal berikut sebelum pergi.

Harga Tiket Konser. Kalau di Singapura, harga tiket konser bisa lebih mahal, atau sama mahalnya. Sebagai perbandingan, harga tiket paling mahal untuk Super Show 9 Jakarta adalah 2,8 Juta, sementara di Singapura mencapai 3,8 Juta dan Malaysia 3,2 Juta.

Biaya Lain-lain. Bagi yang tinggal di Jakarta seperti saya, nonton konser di kota sendiri berarti hanya keluar biaya bensin, parkir dan sejenisnya. Mungkin taksi atau transportasi umum lainnya kalau parkir tidak memungkinkan. Sementara kalau ke luar negeri berarti ada biaya akomodasi dan transportasi yang bisa jadi seharga tiket konsernya. 


Waktu yang dibutuhkan. Nonton konser di kota sendiri, hanya perlu meluangkan waktu di hari H konser saja. Kalau konser di negara tetangga harus menghitung waktu berangkat dan pulang yang tidak sebentar.

Bahasa. Buat saya yang nontonnya konser Kpop, hal ini penting. Makanya hanya nonton di Singapura dan Malaysia yang translate-nya ke English. Kalau di Thailand, nanti pas ment (alias ngobrol-ngobrol), saya bengong. Kalau nonton boyband kayak Backstreet Boys atau Band macam Green Day sih mana saja jadi asal duitnya ada. Haha.

Itinerary. Mau sekalian ke mana lagi? Soalnya kalau sudah traveling ke negara tetangga dan hanya nonton konser saja, buat saya sih rugi. Paling tidak bisa bawa 1-2 tulisan blog pulang ke Indonesia kan. Periksa tempat wisata atau tempat kuliner di sekitar tempat konser.


K-Wave 2 di Stadium Merdeka, Kuala Lumpur

Sudah begini kok ngotot nonton di luar negeri?

Kalau ditanya begini, saya biasanya cuma tertawa. Lebih mahal, lebih ribet dan lebih banyak waktu terpakai. Namun, saya masih memilih pergi nonton di negara tetangga. Kenapa?