Saturday, January 18, 2025

Cake and Coffee at Bleecker Street, New York

Bleecker Street adalah jalan iconic di kawasan Greenwich Village, New York City. Jalan ini terkenal dengan perpaduan unik antara toko, restoran, bar, dan kafe. Bleecker Street juga menjadi rumah bagi beberapa tempat pertunjukan musik dan klub komedi. Sempatkan menyusuri jalanan ini untuk window shopping, yang benar-benar hanya menikmati pemandangan etalase toko, baik di siang maupun sore hari.

Kami ke Bleecker Street naik NYC Metro nomor 1, turun di stasiun Christopher St-Stonewall. Stasiun Metro ini baru ganti nama, jadi ketika memperhatikan tulisan yang bagian dalam, Anda akan membaca “Christopher St-Sheridan Sq.” Jangan khawatir, ini adalah stasiun yang sama. Dari situ, berjalan ke arah barat, menjauhi monumen, menyusuri Christopher St. Dalam satu blok, Bleecker St. sudah terlihat.

The story of Magnolia Bakery

Dibuka pada tahun 1996, Magnolia Bakery terletak di sudut Bleecker Street dan W11th Street, New York. Pada awalnya, Toko roti ini merupakan neighborhood bakery dengan Red Velvet Cupcake. Namun, bukan itu tujuan kami ke sana.

Saat ini ada Banana Pudding yang lebih populer.

Lokasi toko roti perdananya, yang kami kunjungi di pengkolan Bleecker Street, hanya berupa toko roti kuno tanpa ada tempat duduk atau tempat menunggu yang luas. Tempatnya juga kecil membuat antriannya mengular sampai ke ujung blok saat jam sibuk. Setidaknya, begitulah yang mereka ceritakan di website. Untungnya, sekarang mereka sudah punya banyak cabang. Sehingga ketika kami berkunjung di waktu menjelang matahari terbenam, kami hanya menemukan dua orang di depan kasir.

Banana Pudding sesuai dengan namanya. Rasanya tidak manis tetapi lebih lembut, dan menurut saya, pudding ini sangat cocok disantap bersama kopi hitam. Pudding dan kopi? Well, meskipun namanya Banana Pudding, tapi dessert ini berupa custard dengan rasa vanila dan potongan pisang. Bukan pudding jelly atau agar-agar yang dicampur susu seperti yang ada dalam bayangan saya. Situs web Magnolia Bakery menggambarkannya sebagai "lapisan puding vanila lembut dengan wafer vanila dan pisang segar."

Wednesday, January 15, 2025

Harry Potter and the Cursed Child on Broadway

New York City telah lama menjadi pusat pertunjukan teater. Jadi, sudah sewajarnya jika Harry Potter and the Cursed Child menemukan rumahnya di Broadway. Pertunjukan ini bukan sekadar teater biasa. Menyaksikan Harry Potter and the Cursed Child berarti kembali ke dunia sihir, kesempatan untuk bertemu kembali dengan karakter kesayangan, serta menyaksikan babak baru yang terungkap. Soalnya, jalan cerita Harry Potter and the Cursed Child ini khusus dibuat untuk pertunjukan teater.


Penggemar berat Harry Potter dan dunia sihirnya tentu wajib menyaksikan pertunjukan ini. Bagi mereka yang hanya sekedar tahu siapa the boy who lived pun, mampir ke Broadway dan menghabiskan sekitar 3,5 jam di dunia sihir juga bukan hal yang buruk. Produksi teater Broadway yang dibuka di Lyric Theatre pada tahun 2018 ini telah memenangkan enam Penghargaan Tony pada tahun 2018, termasuk Drama Terbaik.

The next time you’re in New York City, sempatkan mampir ke dunia sihir.

Friday, June 28, 2024

Visiting The Traditional Markets Brings A Different Experience

When you travel, try visiting the traditional markets for a different experience. I read that somewhere, or heard it from someone. 

So, when I received the prompt of writing about a traditional or modern market I’ve visited, I scrolled the photos I’ve taken throughout my journey and saw some of the most memorable market visits I’ve done. Unfortunately these market visits were done before the pandemic hit. Needless to say, I would love to visit them again should the opportunity arise.

Inside Jeju Dongmun Public Market

Jeju Dongmun Public Market, Jeju-Do, South Korea
9 Dongmun-ro 4-gil, Jeju-si, Jeju-do, South Korea

Said to be the largest and oldest permanent traditional market in Jeju, the market dates back to the Japanese colonial period. We visited this market as it was on our way to the bus stop from our lunch spot. It was in winter and early afternoon, so most of the fresh items are either gone or just not being sold. We found several street food stalls and decided to snack on our way to the bus stop. It was freezing cold. 

Interestingly, the street food vendors all shooed us away whenever we wanted to take pictures. Even when I’m taking pictures of Dudu. These elderly grandma didn’t want to be in any pictures, so we ended up posing in front of the market gate. Despite their rather rude attitude, the snacks are tasty. I figured, the street vendors might have enough with tourists and content creators. Or it might be my race. I started noticing that they changed their attitude upon seeing Dudu, which is half-white, and upon knowing where I’m from, their attitude changed. 

It was quite an interesting experience. I’m glad I spoke enough Korean then to do basic communications with the grandmas and grandpas in the market. Otherwise, the tasty snacks won’t be on our hands because most vendors don’t speak English.

Back to the snack. Dudu bought Hotteok, a pancake often filled with brown sugar. His friends bought Bungeo-ppang (Fish Bread filled with red bean paste),  which is similar to Japanese Taiyaki. Bungeo-ppang is a popular winter street food.

Sunday, June 23, 2024

Menjawab Pertanyaan Tentang Liburan Hemat

Mau liburan tapi khawatir over budget? Bagaimana caranya agar bisa liburan dengan tenang? Mulai dari booking tiket hingga apa yang dilakukan di kota tujuan, ada banyak cara untuk menghemat.


Apakah harga tiket pesawat benar-benar lebih murah di hari Selasa?

Dilansir dari website Skyscanner, airlines biasanya mempublikasi sale pada Senin malam atau Selasa pagi. Jadi, jika kita kebetulan browsing tiket pada saat sale berlangsung, ya harganya pasti lebih rendah daripada ketika kita cek di hari Sabtu. Namun hal ini bukan berarti kita harus booking di hari Selasa.

Sebaiknya booking jauh-jauh hari. Scott Keyes, founder dan chief flight expert at flight deal subscription service Going, membagikan di interviewnya dengan CNBC, bahwa untuk off season yang bukan musim liburan, sebaiknya booking dilakukan satu hingga tiga bulan di muka. Sebisa mungkin jangan di bawah tiga minggu karena Airlines cenderung menaikkan harganya ketika tanggal penerbangan sudah dekat.


Bagaimana dengan Hotel, kapan waktu yang tepat untuk booking kamar?

Banyak yang menyarankan untuk booking kamar pada hari Jumat atau Sabtu, karena banyak hotel yang menurunkan harga untuk kamar-kamar yang sepertinya tidak mungkin terisi. Hindari hari-hari awal minggu karena semua orang merencanakan bepergian dan kemungkinan besar sedang booking hotel juga.

Tapi kalau traveling yang kita lakukan bukan last-minute, coba booking dua sampai tiga bulan sebelumnya. Tapi jangan lebih jauh dari itu. Takut rencana berubah? Menurut majalah Travel+Leisure, kesempatan berikutnya hadir di 15 hari sebelum tanggal booking.

Apakah booking lewat Travel Agent atau third-party lebih murah?

Ternyata tidak juga. Jika third-party tersebut bekerja sama dengan hotel atau airlines yang kita ingin gunakan, mungkin harganya bisa lebih murah. Atau ketika ada diskon dan promo tambahan yang memang berasal dari Travel Agent atau third-party itu sendiri. Selebihnya, booking langsung bisa jadi lebih murah.

Saya pernah booking hotel via third-party seperti online travel agent, lalu menemukan bahwa booking langsung ternyata bisa lebih murah karena mereka sedang ada promo stay 2 nights, get 3rd night free. Promo tersebut hanya bisa didapatkan melalui direct booking. Begitu juga dengan penerbangan. Ketika mencari harga tiket murah penerbangan internasional lewat Skyscanner beberapa waktu lalu, harga termurah justru ada di website airlines itu sendiri.

Bihun bebek di Medan, meski terkenal, tempatnya agak tersembunyi

Bagaimana menghemat budget untuk makan?

Perhatian: jika tujuan traveling-mu adalah makan, maka hal ini tentunya tidak berlaku.

Yang biasanya saya lakukan ada melihat apakah restoran memiliki harga berbeda untuk lunch dan dinner. Atau apakah berbeda di weekdays dan weekend. Sama seperti restoran all-you-can-eat favoritmu, bisa jadi ada harga termurah untuk makan. Jika kita datang di waktu yang tepat.

Jangan makan di tempat hiburan. Misalnya kalau kita ke amusement park dan sejenisnya. Harganya pasti lebih mahal. Jika ingin mencicipi masakan lokal, coba cari restoran yang terletak di luar zona turis. Sekarang ini semua bisa dicek dahulu dengan Google Maps atau aplikasi traveling seperti TripAdvisor.

Perhatikan promo yang ada. Di sebagian restoran, anak-anak bisa makan gratis. Jika ini adalah birthday trip atau anniversary trip, jangan segan tanyakan apakah mereka punya promosi spesial.

Tiket amusement park mahal, adakah pilihan destinasi lain?

Jawabannya tentu ada. Tapi jika Disneyland atau Universal Studios memang tujuan utamanya, ya kita harus siap dong dengan harganya. Selain itu, cari tujuan wisata yang gratis.

Jika berwisata ke luar negeri, saya sering mencari museum yang gratis. Di Amerika banyak museum gratis, baik yang memang gratis atau membuka pintunya untuk semua orang pada hari tertentu. Di Singapura, banyak taman gratis. Jacob Ballas Children Garden adalah salah satu favorit saya dan Dudu. Di Jakarta ada free walking tour yang bisa diikuti. Atau kegiatan dengan sistem pay-as-you-wish alias sukarela.

Daftar kegiatan out-of-the-box. Saya dan Dudu pernah mendaftar ikutan cooking class di Bangkok. Selain seru, makanan yang dimasak boleh dibawa pulang dan cukup untuk makan 2 hari berikutnya. Traveling jadi lebih hemat karena kita bisa bawa bekal.

Hasil Cooking Class kita. Lumayan kan?

In general, traveling di luar musim liburan jauh lebih murah. Tapi, kita yang punya anak tentu tidak bisa traveling sesuka hati. Kadang karena tujuan traveling yang juga unik, misalnya ingin main salju atau hadir di acara tertentu, membuat kita susah memilih tanggal. Tapi, tetap ada cara untuk hemat jika kita mau browsing dan research. Intinya, semua harus direncanakan dengan baik karena yang bikin budget bengkak adalah hal-hal di luar rencana.

Thursday, June 6, 2024

Petualangan Akhir Pekan Bersama Buku dan Bazaar di Singapura

Setelah sekian lama hanya travelling di Indonesia, akhirnya saya kembali mengunjungi negara tetangga. Ini trip perdana saya menggunakan auto-gate e-passport. Biasanya harus mengantri di imigrasi, sekarang mengantri di depan mesin. Mengurangi interaksi dengan manusia, tapi ya itu, paspor saya jadi tidak ada capnya. Dibilang lebih cepat juga tidak begitu berbeda karena penerbangan saya ada di jam pagi, dan masih banyak yang kagok menggunakan auto-gate ini. Termasuk saya. 

Terminal 2 setelah sekian lama. Kali ini traveling sama Panda.

Sekian lama tidak terbang, kesan yang dirasakan masih sama. Antusiasme mau ke luar negeri dan perasaan lega sudah meninggalkan Indonesia. Meskipun secara fisik masih ada di gate untuk boarding. Kalau main game, seperti mau memulai petualangan di welcome screen tapi belum klik start. 

Bandara negara tetangga favorit saya itu tidak banyak berbeda. Lagi-lagi ini perdana saya menggunakan auto-gate. Tanpa antri juga. Prosesnya cepat dan kurang dari 15 menit, saya sudah menunggu bagasi, siap berpetualang di Singapura.


Wednesday, April 10, 2024

Hotel Review: Quest Hotel Simpang Lima Semarang

Despite the name, this Hotel is closer to Semarang Chinatown than the actual Simpang Lima. The First thing I noticed about this Hotel is how close it is to good restaurants and street food stalls. Across the street, there are Wedang Ronde and Tahu Gimbal stalls. Soto Bokoran, the legendary soto shop is right next door. Within a 5-minute walk, there are Kelengan Pork Satay restaurant and Dharma Boutique Coffee Roastery. 

Famous roads like Gajah Mada, where you can find Krabe Seafood, Rumah Makan Kelapa Gading, and Tahu Pong Gajah Mada is only 10 minutes away by foot through a small road by the river. 

In short, this hotel is a great basecamp for those who are too lazy to drive around, but are craving for delicious food. 


The 3-star hotel itself is still in the affordable range with a price range from Rp. 400,000 per night for a deluxe twin/double room at online travel agents. We stayed in a family room for 3 people, which costs Rp. 750,000 per night. The room has 1 double/queen bed and one single bed, but has no view. Our room is located on the second floor. The family room is slightly larger with 32m2 compared to the regular 26m2, and also includes breakfast. Although breakfast is unnecessary when you're in Semarang and in the Plampitan area. As I mentioned before, delicious food is everywhere at super affordable prices. I'd say choose wisely. 

At first glance, the hotel room is clean and neat. I do appreciate the space and the balcony, despite not being able to open the sliding door as it was locked. Air conditioner worked well and the room was well-lit. The Internet works great and hot water runs smoothly. I had no complaints during my 3-night stays at the hotel. 

Breakfast isn't awesome, but may be useful when you're too lazy to go out in the early hours. They have western fusion selections, bread, omelette, soto and porridge. Some Indonesian / Javanese food is also present. Coffees are poured over, but tea selections are surprisingly plentiful. They even have Butterfly Pea. Restaurant isn't luxurious but the waitresses are helpful and friendly. 

The hotel has a swimming pool which I didn't check out. Waters are on the dispenser, which we filled in the jar placed on the table in the room. This is actually a great idea, because we don't have to ask for bottled water every time. Even though the hotel may be crowded, there is always a parking spot. I didn't have to read about parking, even when I went back to the hotel at night. 

What matters is that Dudu thinks the hotel is okay, and he's able to sleep through the night. The check in and check out process are pretty fast. The only tricky thing about the hotel is how the surrounding roads are mostly one-way streets. When you come by car, there is only one direction to go. 

After trying out different hotels in Semarang, I think this is the one that we will return to. It's not new and definitely far from the ideal cozy luxury accommodation, but it's worth the prize. Its convenient location is definitely the main reason why. 

Check in at:
Quest Hotel Simpang Lima Semarang
Jl. Plampitan No.37-39, Bangunharjo, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50138
(024) 3520808


Saturday, May 27, 2023

Mengajari Anak Mandiri dengan Naik Transportasi Umum

Dulu saya naik transportasi umum hanya di luar negeri saja. Yang namanya negara tetangga, yang terkenal dengan MRT-nya itu adalah negara tujuan favorit. Soalnya bisa naik bus dan kereta ke mana-mana. Rasanya bebas. Tidak usah pusing cari parkir dan kalaupun macet, ya kan saya hanya duduk manis di dalam bus.

Mengajak Dudu juga seru. Selain mengajarkan anak untuk mandiri dan bertanggung jawab (minimal dengan menjaga kartu MRT-nya agar tidak hilang), anak juga bisa belajar inisiatif dengan mencari jalan dan mengingat sendiri apa yang dilihat di peta.

Tebak ini MRT mana

Naik MRT di Singapura

Tingkat Kesulitan: Mudah